Sabtu, 14 September 2019

Local Food 1

1. Sop Saudara
Source : https://www.primarasa.co.id/resep/resep-sop-saudara


Kabid Destinasi Pariwisata Makassar Andi Karunrung mengatakan, Sop Saudara berawal dari H.Dollahi yang merupakan seorang pelayan dari H.Subair.
H Subair adalalah seorang penjual sop daging yang cukup terkenal di Makassar pada era tahun 1950-an. 
Keduanya adalah warga kampung Pangkep (sekarang Kabupaten Pangkep) yang mengadu peruntungan untuk meneruskan hidup dengan membuka warung makan. 
Selama 3 tahun mengikut kepada H Subair, pada tahun 1957 H Dollahi memutuskan untuk mengadu peruntungan sendiri dengan membuka warung makan. 
H Dollahi kemudian memperkenalkan sop saudara untuk pertama kalinya sebagai produk makanan berkuah (sop) yang memiliki cita rasa khas di bilangan pasar senggol karebosi Makassar. 
Penamaan Sop saudara terinspirasi dari nama “Coto Paraikatte”.  Ia menjelaskan paraikatte (sesama kita) bermakna sama dengan “saudara”, 
Mengapa demikian ? agar semua orang yang makan di warung sop saudara akan merasa bersaudara dengan pemilik, pelayan sesama penikmat sop saudara lainnya. 
Adapun yang mengatakan bahwa penamaan Sop Saudara adalah penegasan identitas asal daerah.
Sop saudara dianggap kepanjangan dari “Saya Orang Pangkep (SOP) Saudara”. 
Sop saudara tidak jauh berbeda dengan Coto Makassar, keduanya berbahan baku yang sama yaitu daging sapi.
Perbedaannya, pada kuah sop saudara ditambahkan bihun dan perkedel kentang serta biasanya kuah yang ditambahkan susu yang memberikan sensasi manis pada kuah sop saudara.
Sop Saudara lebih nikmat disajikan dengan nasi putih hangat dan ikan bandeng bakal.

Source : https://makassar.tribunnews.com/2017/10/09/penasaran-dengan-penamaan-sop-saudara-ini-sejarahnya 


2. Coto Makassar
Source : https://travel.tribunnews.com/2019/03/26/7-kedai-coto-paling-populer-di-makassar-jangan-lupa-mampir-ke-aroma-coto-gagak

Coto makassar atau coto mangkasara adalah makanan tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dinikmati dengan ketupat dan "burasa" atau yang biasa dikenal sebagai buras, yakni sejenis ketupat yang dibungkus daun pisang.
Coto makassar diperkirakan telah ada semenjak masa Kerajaan Gowa di abad ke-16. Dahulu hidangan coto bagian daging sapi sirloin dan tenderloin hanya disajikan untuk disantap oleh keluarga kerajaan. Sementara bagian jeroan disajikan untuk masyarakat kelas bawah atau abdi dalem pengikut kerajaan.
Saat ini coto mangkasara sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga restoran. Masyarakat umum juga menyukai bagian daging sapi atau kerbau yang terletak di bagian punggung (sirloin) itu. Sementara beberapa penjual memberi pilihan daging sapi atau jeroan, atau campuran keduanya, untuk dihidangkan.
Sejak bulan November 2008 coto makassar telah dipilih sebagai salah satu menu yang dihidangkan pada penerbangan domestik Garuda Indonesia dari dan ke Makassar

Umumnya daging yang digunakan dalam coto ini adalah daging sapi. Namun ada pula yang menggunakan berbagai macam daging jeroan sapi seperti lidah, otak, limpa, paru, hati, jantung, babat dan lain-lain.
Konon, diperlukan sekitar 40 macam rempah untuk membuat coto makassar, yang disebut ampah patang pulo. Aneka bumbu itu, di antaranya adalah bawang merah, bawang putih, cabai, biji-bijian dan bebungaan (lada, ketumbar, jintan, kemiri, pala, foeli, cengkih), dedaunan (daun salam, daun jeruk purut, daun kunyit, daun serai, daun seledri, daun bawang, daun bawang prei), rerimpangan (lengkuas, jahe), serta pelbagai bumbu lain seperti asam, garam, gula, kayu manis, dan juga tauco. Kacang tanah, irisan daun bawang dan bawang goreng, serta perasan jeruk nipis dicampurkan pada saat dihidangkan.

Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Coto_Makassar

 




.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar