Sabtu, 14 September 2019

Local Food 3

1. Pa'Piong
 
Source : https://www.genpi.co/travel/6890/papiong-makanan-bangsawan-khas-toraja

Pa'piong adalah masakan khas Toraja yang terdiri atas daun miana (Coleus blumei) dicampur dengan daging babi, ayam kampung atau ikan mas. Daging di dalamnya tercerai berai dan bercampur dengan parutan kelapa yang menguning karena bumbu. Bumbu yang digunakan antara lain rajangan bawang merah dan bawang putih, garam, potongan jahe, dan batang serai untuk menghilangkan bau amis. Setelah dibungkus daun miana, pa'piong dimasukkan ke dalam batang bambu dan dibakar.
Pa’piong dulunya disajikan pada acara-acara penting atau upacara- upacara adat. Namun sekarang, pa' piong telah disajikan secara awam oleh masyarakat Toraja.
Daun miana berwarna ungu dan rasanya agak pahit. Piong sendiri di Toraja berarti sejenis lemang. 

Rempah pada pembuatan makanan ini pun cukup sederhana, diantaranya cabai, bawang merah, bawang putih, garam, potongan jahe, dan juga batang serai. Yang menjadikan kuliner ini unik adalah pada teknik memasaknya, dengan menggunakan bambu sebagai media yang kemudian langsung diletakan pada bara api yang menyala selama 1 hingga 2 jam lamanya saat warna bambu mulai menghitam.
Setelah bumbu tersedia, kemudian ikan mas yang sudah di potong kecil- kecil dicampur dengan bumbu lalu di masukan pada batang bambu beruas 8 hingga 10 centimeter. Makanan ini sepintas mirip dengan Pantollo. bisa juga mengganti ikan dengan daging ayam atau pun sapi sesuai dengan selera.
Tak hanya itu masyarakat setempat juga biasa menyajikan makanan ini bersama dengan nasi hangat, sayur bulunangko, mayana, dan burak atau pohon pisang muda.

Sebenarnya, Pa’piong telah banyak dihidangkan di rumah makan-rumah makan Sulawesi. Semacam masakan khas. Bahkan disajikan di hotel-hotel berbintang. Namun, Pa’piong dimasak dengan daun pisang dan alumunium foil yang dipanggang dalam oven. Bambu yang besar tidak mudah didapatkan. Maka, tentu saja Pa’piong paling spesial adalah di Tana Toraja sendiri, di lokasi asalnya. Masih menggunakan bambu. Aroma dan rasa khas Pa’piong lebih terjaga. Selain itu, gizinya tidak banyak terbuang jika dimasak dengan bambu.

Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Pa%27piong
http://www.iqbalkautsar.com/2013/02/papiong-kuliner-teristimewa-toraja.html
https://www.genpi.co/travel/6890/papiong-makanan-bangsawan-khas-toraja 

2. Doko-Doko Cangkuning
source : https://ffini.wordpress.com/2017/06/03/jamur-jajanan-murah/

Doko-doko Cangkuning biasa disebut di daerah bugis, dan di daerah Makassar biasa disebut dengan Roko-roko Cangkuning. Terbuat dari bahan tepung beras ketan, tepung kanji, air kapur siri, daun suji yang dicampur menjadi satu adonan. Kemudian untuk bagian isinya terbuat dari gula merah dan parutan kelapa. Kemudian terakhir dibungkus dengan daun pisang berbentuk kerucut. Saat ini jajanan ini banyak dijual sebagai bahan untuk buka puasa di kota Makassar.

Doko artinya bungkus yang diisi dengan adonan Bugis yang disebut Cangkuning. Karena dibungkus lagi dengan daun, makanya dinamakan Doko-doko Cangkuning 
Di Jawa, kue ini dikenal dengan nama kue mendut, dibungkus dengan daun pisang muda dengan dilipat segi empat sedangkan di Sumatera, terutama Sumatera Barat, kue ini disebut dengan nama “lapek bugis” atau “lepat bugis”, dibungkus dengan daun pisang dan dilipat menyerupai piramida.

Doko artinya pembungkus yang berisi dengan adnonan bugis yang disebut cangkuning. Karena dibungkus lagi dengan daun, makanya dinamakan doko-doko cangkuning


Source : https://www.akbarpost.com/2019/01/yuk-intip-kuliner-tradisional-khas-dari.html
http://www.rosebrand.co.id/resep/detail/63/
http://masihbaru.com/sejarah-makanan-makasar-yang-dulu-biasa-sekarang-hits/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar